Spekulasi Terbantahkan, Bupati dan Kaplres Dogiyai: Yulianus Tebay Tewas Ditembak Polisi, Tidak Palang Jalan dan Bukan Pemabuk

Pegawai honorer Sat Pol PP Kabupaten Dogiyai, Yulianus Tebai (25) yang ditembak mati oleh oknum Polisi Polres Paniai di jalan Trans Irian, perbatasan antara Kabupaten Kabupaten Dogiyai dan Nabire. Foto: Istimewa.

Papuareview.com – Sabtu (21/1/2023), terjadi peristiwa pemalangan dan penembakan di Totoke Tagia, Kampung Tugomani, di perbatasan antara Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Nabire. Peristiwa ini mengakibatkan Yulianus Tebai tewas beberapa KM dari lokasi pemalangan.

Bagaimana pemberitaan media massa dan klarifikasi Penjabat Bupati dan Kapolres Dogiyai serta apa harapan keluarga dan pembela HAM?

Spekulasi Media Massa

Peristiwa tersebut dberitakan berbagai media massa dengan perspektif yang berbeda. Channel youtube viva.go.id misalnya menurunkan berita berjudul “Penembakan Pecah di Dogiyai Papua, Ulah KKB?”. Pada saat berita ini ditulis, video tersebut sudah 109 ribu views.

Kemudian, www.kompas.id (video Harian Kompas Cetak) menurunkan berita berjudul “Penembakan Pemalak Truk Picu Kerusuhan di Dogiyai, Papua Tengah” yang saat berita ini ditulis sudah 40 ribu views.

Sejumlah pemberitaan yang terkesan kurang verifikatif atas  kejadian yang sesungguhnya juga beredar di media-media besar dan media resmi maupun di media sosial.

Apakah pemberitaan seperti ini disinformasi (informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu) atau sesungguhnya hayalah disinformasi (mungkin juga tidak disengaja) tugas para penulis dan media bersangkutalah untuk mengklarifikasinya.

Klarifikasi Penjabat Bupati dan Kapolres Dogiyai

Penjabat Bupati Dogiyai, Dr. Petrus Agapa, M.Si., dan Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu S.I.K., yang didampingi oleh Dandim 1705, Letkol Inf. Doni Firmansyah, M., Han merilis sebuah video klarifikasi atas pertistiwa tersebut pada Minggu (22/01/2023).

Penjabat Bupati Dogiyai, Dr. Petrus Agapa, M.Si., dan Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu S.I.K dan Dandim 1705, Letkol Inf. Doni Firmansyah, M., Han merilis sebuah video klarifikasi atas pertistiwa penembakan pada Minggu (22/01/2023). Foto Istimewa.
Penjabat Bupati Dogiyai, Dr. Petrus Agapa, M.Si., dan Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu S.I.K dan Dandim 1705, Letkol Inf. Doni Firmansyah, M., Han merilis sebuah video klarifikasi atas pertistiwa penembakan pada Minggu (22/01/2023). Foto Istimewa.

 

Dalam video itu, Penjabat (PJ) Bupati Kabupaten Dogiyai, Dr. Petrus Agapa, M.Si., mengklarifikasi bahwa Yulianus Tebai (korban meninggal) adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpil PP) Kabupaten Dogiyai dan korban bukanlah pelaku pemalangan dan bukan pemabuk.

“Atas nama Yulianus Tebai yang meninggal dunia akibat ditembak oleh aknum polisi dari Polres Paniai, yang sementara ini berkembang di berbagai media massa yang mengatakan bahwa Yulianus Tebai pemabuk dan melakukan pemalangan jalan, sama sekali, kami atas nama pemerintah daerah mengklarifikasi bahwa bukan pemabuk atau pemalang jalan.”

“Dia adalah pegawai honorer Sat Pol PP Kabupaten Dogiyai yang hendak pergi ke kebun untuk bekerja dalam rangka menghidupi keluarganya,” kata Penjabat Bupati Dogiyai.

Dalam video yang sama, Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu menegaskan,

“Menyikapi permasalahan yang terjadi pada 21 Januari 2023, hari Sabtu kemarin, di mana ada insiden penembakan yang dilakukan oleh oknum anggota Polri, anggota Polres Paniai yang mengakibatkan meninggalkan salah satu saudara kita, masyarakat kita, atas nama Yulianus Tebai. Pada saat ini, saya mewakili pimpinan Polda Papua sangat menyesalkan hal ini terjadi.”

Lebih lanjut dalam Video itu, Kapolres Dogiyai mengatakan, “Dan, apa yang disampaikan saudara Bupati bahwa yang bersangkutan (korban meninggal) merupakan anggota Sat Pol PP aktif yang selama ini berdinas dan bukan sebagai pemabuk atau yang melakukan pemalangan. Tetapi, menjadi korban dari pembuatan anggota Polri oleh karena itu kami memohon maaf.”

“Kami akan melakukan tindakan tegas sesuai dengan perintah bapak Kapolda, oknum anggota tersebut wajib hukumnya dilakukan tindakan tegas dan kami tegaskan bahwa yang bersangkutan sudah kami tangkap dan sedang dilakukan pemeriksaan di Polres Nabire,” Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu dalam video tersebut.

Warga Marah dan Membakar Kios

Warga yang merah dengan penembakan ini, spontan berlari ke kios milik para pendatang di Distrik Mapia dan melakukan pembakaran sejumlah kios.

Warga menghetikan aktivitas pembakaran setelah sejumlah biarwan katolik turun ke tempat kejadian untuk menenangkan warga yang marah. 

Kondisi kios yang dibakar massa dan tampak sejumlah biarawan katolik menenangkan massa di lapangan. Foto: Istimewa
Kondisi kios yang dibakar massa dan tampak sejumlah biarawan katolik menenangkan massa di lapangan. Foto: Istimewa.

 

Selanjutnya, warga pemilik kios mengungsi ke Koramil 1705-06/Mapia yang letaknya tidak jauh dari rumah dan kios mereka.

PJ Bupati Dogiyai, Dr. Petrus Agapa, M.Si., Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu S.I.K. dan  Dandim 1705, Letkol Inf. Doni Firmansyah, M., Han juga  mengunjungi lokasi kejadian untuk berdialog dengan warga dan menemui warga pendatang yang kiosnya dibakar.

Pada saat kunjungan itu, Penjabat Bupati Dogiyai, Drs. Petrus Agapa M. Si meminta kepada warga setempat agar tidak melakukan aksi lanjutan karena kasusnya sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

Penjabat Bupati Dogiyai juga menyampaikan permintaan maaf baik pribadi maupun atas nama Pemkab Dogiyai atas terjadinya pembakaran tempat tinggal dan kios milik warga pendatang di Distrik Mapia.

Penjabat Bupati Dogiyai juga mengatakan, pihaknya siap mendengar aspirasi dan memenuhi kebutuhan logistik warga pendatang yang mengungsi di Koramil 1705-06/Mapia.

Pada kesempatan yang sama, Kapolres Dogiyai menyampaikan kepolisian sudah melaksanakan pertemuan bersama Forkopimda dan akan mengusut pelaku dan motif yang digunakan untuk melakukan pembakaran rumah dan kios warga.

Sementara itu, Dandim 1705/Nabire, mengatakan akan mendukung kebijakan dari Pj.Bupati Dogiyai.

“Kami hanya bisa menampung warga di Koramil dengan keadaan seadanya saja dan apabila warga ingin turun ke Nabire untuk tinggal di rumah pribadi maupun di rumah saudara dipersilahkan, akan tetapi harus memonitor informasi tentang penyaluran bantuan dari pemerintah daerah.”

Hingga saat ini Kepolisian sedang mendata kerugian yang diakibatkan dari kebakaran tersebut.

Keluarga: Kami Minta Jangan Hanya Pecat, Proses Hukum

Stef Petege, salah satu keluarga korban (Yulianus Tebai) mengatakan,“Anak kami tidak biasa minum mabuk. Dia adalah honorer anggota Satpol PP yang sedang tidak bertugas. Saat itu,  Yulianus Tebai ada di rumah dan dia keluar rumah mau ke kebun tetapi karena dia dengar bunyi tembakan maka ke arah bunyi tembakan untuk memfasilitasi persoalan tersebut. Namun, tanpa ditanya dia malah ditembak mati dan itu jauh dari tempat pemalangan.”

Keluarga Tebay menegaskan, “Kami minta, polisi yang tembak anak kami ini jangan hanya dipecat tetapi proses hukum yang adil. Dia adalah harapan keluarga, dia tidak tahu mabuk dan honorer di Pol PP. Kenapa langsung main tembak, kenapa tidak bisa tembakan peringatan saja, malah tembak di punggung. Ini sengaja mau hilangkan nyawa anak kam.”

Keluarga korban penembakan. Foto: Istimewa.
Keluarga korban penembakan. Foto: Istimewa.

 

“Kami minta investigasi yang adil oleh lembaga-lembaga hukum di Jakarta. Nyawa dan barang tidak sama, kami kehilangan masa depan anak kami dan harapan keluarga. Dia adalah tulang punggung keluarga kami. Kenapa polisi terlalu jahat, apakah polisi tidak diajarkan untuk tangani masalah, malah main tembak,” kata ayah keluarga korban.  

Natalius Pigai: Presiden Jokowi Jangan Pura-pura Diam!

Mantan Anggota Komisi Nasional Hal Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menyoroti kerusuhan yang terjadi di Dogiyai Papua.

Dikatakan Natalius, kasus-kasus HAM yang merupakan penjahat kemanusiaan selama ini dibebaskan tanpa syarat di pengadilan.

“Dibebaskan tanpa syarat di pengadilan yang sesat. Hilang harapan pada negeri,” ujar Natalius dikutip dari cuitan twitternya, @NataliusPigai2 (22/1/2023).

Mantan Anggota Komisi Nasional Hal Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Foto: Istimewa.
Mantan Anggota Komisi Nasional Hal Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Foto: Istimewa.

 

Atas adanya pembiaran terhadap pelanggaran HAM di Indonesia, menurut Natalius bisa membuat rakyat menemukan pola pembalasan.

“Presiden Jokowi jangan pura-pura diam di beberapa kabupaten di Papua pedagang dan warga migran sudah Kosong! Buka Dialog!,” tukasnya.

Amnesty International Indonesia Chapter Universitas Papua dalam sebuah infografis yang disebarkan meminta kepada Kapolda Papua untuk  adili pelaku dan usut tuntas kejadian penembakan di Kabupaten Dogiyai tersebut. 

(CR/Manferd M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *