Papuareview.com – Pemerintah Pusat telah memekarkan empat daerah otonomi baru Provinsi di tanah Papa, yakni Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Papua Pegunungan, Provinsi Papua Selatan, dan Provinsi Papua Barat Daya. Keempat provinsi, termasuk Provinsi Papua Tengah tersebut akan melakukan seleksi Majelis Rakyat Papua (MRP). Dalam pembagian kursi tersebut, MRP Provinsi Papua Tengah memiliki 42 kursi, yang terdiri dari 14 kursi untuk Pokja adat, 14 kursi untuk Pokja perempuan, dan 14 kursi untuk Pokja agama.
Berkenaan dengan hal ini, sejumlah tokoh islam orang asli Papua di Provinsi Papua Tengah meminta kepada Panitia Seleksi (Pansel) MRP Provinsi Papua Tengah agar mengakomodir kursi untuk mewakili penduduk islam orang asli Papua karena di provinsi Papua Tengah ada juga orang asli Papua beragama islam.
“Kami harapkan kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Pansel MRP Papua Tengah agar mengakomodir kursi agama islam seperti MRP Provinsi Papua. Karena, beberapa kota di Papua Tengah seperti Nabire, Dogiyai, Paniai dan Mimika ada orang asli Papua yang beragama islam. Totalnya kan ada 42 kursi, yang terdiri dari 14 kursi untuk Pokja adat, 14 kursi untuk Pokja perempuan, dan 14 kursi untuk Pokja agama. Untuk Pokja agama, memang mayoritas orang asli Papua adalah protestan dan katolik tetapi juga ada orang asli Papua beragama islam, untuk itu, kami harapkan akomodir satu kursi untuk mewakili umat islam asli Papua,” kata Muhammad Yudi Kotouki, mantan Anggota DPR RI dalam Pers Release Ikatan Muslim Papua Tengah Nomor: 03/Muslim-OAP-PPT/III/2023 yang diterima media ini, 15 Maret 2023.
“Negara kita mengakui lima agama dan di Papua Tengah juga ada. Namun, untuk orang Papua di Papua Tengah saat ini hanya tiga agama, yakni Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Orang asli Papua beragama selain tiga agama ini belum ada. Oleh karena itu, kita harapkan keadilan, khususnya keadilan bagi orang asli Papua yang beragama islam karena Papua Tengah hadir untuk semua,” kata tokoh muslim lain, Muhammad Jufri Gobay.
Tokoh muslim lainnya, Haji Arief Pigome yakin bahwa Pansel MRP akan adil dalam penentuan kursi. “Kami yakin bahwa Pansel akan adil. Memang umat protestan lebih banyak, kemudian umat katolik dan islam jumlah tidak banyak tetapi ada di Nabire, Dogiyai, Paniai dan Mimika. Kan, kami juga orang asli Papua dan hak-hak kami perlu diakomodir juga secara adil sesuai jumlah pemeluk agama seperti MRP provinsi Papua sebelum pemekaran daerah,” kata dia.
Abdulrahman Nokuwo juga mengungkapkan hal senada. Kami minta agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua Tengah akomodir semua agama yang dianut oleh masyarakat di Provinsi Papua Tengah karena Papua Tengah hadir untuk kita semua. “Kami islam minoritas tetapi pemerintah Papua Tengah wajib lindungi kami juga dengan akomodir satu kursi untuk kami umat muslim agar tidak terjadi kecemburuan sosial antar umat agama. Kita sama-sama jaga keharmonisan antar umat agama seperti telah terjadi selama ini,” kata dia. (CRH/Papuareview.com)