Papuareview.com – Situs berita nasional Gatra.com menurunkan sebuah laporan mengejutkan publik terkait dengan Penangkapan Anton Gobay di Pilipina beberapa waktu lalu. Sumber laporan itu berasal dari Papua Intelegent Service (PIS). PIS adalah telik sandi bikinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Gatra.com, edisi 13 Januari 2023 menulis laporan PIS yang disampaikan kepada juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom. “Selamat malam Kaka Jubir Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom, kami perlu sampaikan bahwa seorang yang namanya Anton Gobay ini aktornya yang mula-mula menciptakan kudeta militer (terhadap) TPNPB-OPM di Paniai,” lapor intel beinisial AN dikutip Gatra.com.
“Jadi awal gambarkan kudeta militer TPNPB-OPM di Paniai itu termasuk dia (Anton Gobay) dan sampai sekarang masih berkonflik internal. Anton Gobay pernah jadi panitia KTT Luar Biasa WPA di Totiyo Paniai, dan saat itu (ini) Anton Gobay jadi Kepala Staff Angkatan Udara WPA, dan dari WPA Anton Gobay hanya titipan untuk menghancurkan persatuan militer di West Papua,”dikutip Gatra.com.
“Dan dalam hal ini PIS TPNPB Paniai mempunyai bukti-bukti bahwa Anton Gobay kerja sama dengan para petinggi atau pejabat Indonesia, dan semua aktivitas Anton Gobay dan kelompoknya difasilitasi oleh pejabat Indonesia,” katanya.
“Oleh karena itu kami curiga bahwa Anton Gobay beli senjata di Philippine itu bagian dari skenario oleh musuh untuk membongkar rahasia jaringan pembelian senjata, maka kami tidak bisa percaya pemerintah Indonesia dan kelompok Demianus Magai Yogi dan Anton Gobay atas penangkapan ini. Dan uangnya berasal dari penjabat pemerintah Indonesia, karena kami sudah ketahui bahwa Anton Gobay mendapat dukungan oleh (dari) penjabat pemerintah Indonesia di Papua,” katanya.
“Hal ini penting untuk diketahui oleh semua pihak, karena penjabat pemerintah Indonesia sendiri yang memberikan dukungan finansial keuangan kepada Anton Gobay untuk beli senjata, jadi sebaiknya pemerintah Indonesia jangan sibuk dengan kasus penangkapan Anton Gobay di Philippine. Biarkan saja kasus penangkapan terhadap Anton Gobay, itu urusan pemerintah Philippine,” katanya.
Sebby pun menegaskan, bahwa jelas Anton Gobay bukan anggota TPNPB-OPM, melainkan Anton Gobay adalah Anggota West Papua Army (WPA) bikinan Benny Wenda. “Maka tidak ada argumentasi yang bisa membenarkan bahwa Anton Gobay adalah Anggota TPNPB. Itu sudah jelas,” tegas Sebby Sambom.
Dikatakan Sebby, “WPA itu sayap militer tandingan untuk tujuan kudeta, dan yang telah didirikan Benny Wenda. Tujuan Benny Wenda untuk menjadi presiden Papua. Maka kami tolak dan kami tidak tertarik dengan orang ambisius seperti Benny Wenda.”
“Dan dia mengorbankan Anton Gobay atas ambisinya untuk menjadi Kepala Staff Angkatan Udara WPA. Kami TPNPB-OPM dalam Komando Nasional tetap menolak bahwa Anton Gobay anggota Komnas TPNPB OPM. Sikap kami itu sangat jelas,” katanya.
Sedangkan pembelaan Jeffrey Bomanak Pagawak yang mengaku sebagai Chairman Comunication TPNPB menurut Sebby seperti pelawak atau badut. “Dan kemudian Pembelaan Jeffrey Bomanak Pagawak terhadap Anton Gobay itu sangat lucuh, dan kami anggap Jeffrey Bomanak Pagawak orang yang kurang waras. Oleh karena itu kami sarankan bahwa Jeffrey Bomanak Pagawak perlu ke rumah sakit jiwa untuk periksa kejiwaan,” katanya.
“Mengapa? Karena pada Januari 2021 Jeffrey Bomanak Pagawak dengan kelompoknya pernah rampok Anton Gobay di Arawa, Bougainville. Tetapi Jeffrey Bomanak Pagawak tidak merasah bersalah dan membela orang yang dia pernah rampok. Ini sangat aneh. Dan ada apa? Karena Jeffrey Bomanak Pagawak dengan kelompoknya (rampok) saya, kemudian rampok Anton Gobay,” katanya.
Pembelaan Jeffrey Bomanak membuat Sebby curiga bahwa Anton Gobay sebenarnya komprador Bomanak yang merampok dia. “Saya pernah selamatkan dia. Tapi, jika Anton Gobay kerja sama dengan Jeffrey Bomanak Pagawak, maka kami perlu curiga bahwa yang rampok Jubir Komnas TPNPB OPM sebby Sambom di Arawa Bougainville pada 13 Januari 2021 itu Anton Gobay kerja sama dengan kelompoknya Jeffrey Bomanak Pagawak,” katanya.
“Dan Anton Gobay itu sudah terkutuk, karena dia kurang ajar. Itu ibarat air susu dibalas air tuba. Makanya kena hukum karma. Dan sekarang Demianus Magai Yogi serahkan Anton Gobay kepada pemerintah Indonesia untuk diadili di pengadilan Indonesia. Kasihan. Jika Damianus Magai Yogi tidak paham hukum, sebaiknya tanya kami. Jangan arogan,” katanya. (PR/CM)